Penghujung tahun sudah tiba. Semarak Natal menggema di berbagai belahan bumi. Dengan serentak, Desember menjadi lonceng pertanda bahwa Natal di pelupuk mata. Meskipun, kemeriahan Natal menyeruak dari segala penjuru, tapi tradisi tetap berbeda. Berbeda budaya, berbeda pula cara merayakannya.
Australia
Negara
kangguru ini memiliki tradisi unik dalam menyemarakkan Hari Natal.
Istilah White Christmas hanya dikenal di Eropa atau negara di Kutub
Utara. Lain hal dengan wilayah selatan seperti di Australia. Natal di
Australia terjadi saat musim panas. Tak heran jika semarak Natal lebih
bergemuruh di luar ruangan, seperti di kolam renang, cafe, hotel,
pantai, dan pusat perbelanjaan.
Biasanya
menjelang Natal hingga Tahun Baru, warga Australia mengadakan
perlombaan kriket dan perahu dayung (yatch). Menjelang perayaan
tersebut, banyak sekolah dan kantor merayakan acara “Secret Santa”,
yakni saling memberi hadiah kepada teman. Dalam acara itu, biasanya si
penerima diminta menebak siapa si pemberi hadiah.
Layaknya
tradisi Natal di negara lain, warga Australia juga kerap mengadakan
kumpul bersama teman dan saudara dengan jamuan makan. Biasanya yang
selalu ada, yakni menyajikan barbecue untuk makan siang, dengan bahan
berupa daging sapi, udang atau ayam. Sebagai sajian penutup tak
ketinggalan selalu ada ice cream atau sorbet. Tak ketinggalan vegemite
(vegie), sejenis olesan pasta yang terbuat dari ekstrak ragi sisa
pembuatan bir. Bahkan vegie menjadi ikon nasional Australia, karena
warga asli Australia selalu menyediakannya setiap hari, termasuk saat
Natal.
Kemeriahan
suasana Natal semakin bertambah dengan menjamurnya toko yang buka
hingga larut malam dan diskon besar-besaran selama lebih dari sepekan.
Bahkan sehari setelah Natal, 26 Desember, mereka merayakan tradisi
belanja yang dikenal “boxing day”. Tidak hanya itu, kemeriahan semakin
bertambah dengan hadirnya pohon Natal “raksasa” di Brisbane Square.
Fenomena pohon Natal “raksasa” ini juga ditemukan di kota-kota besar
lain, seperti Sydney dan Melbourne.
Tak
terlewatkan Negeri Paman Sam, sukacita Natal sudah terasa dari awal
Desember. Warga Amerika sejak minggu pertama di bulan Desember sudah
berlomba menghias rumah, outlet, jalanan, tempat wisata dengan
pernak-pernik Natal. Tak heran suasana Natal sangat meriah di negeri
ini.
Natal
di Amerika tidak hanya menjadi hari raya keagaamaan, tetapi momen tepat
untuk kumpul bersama keluarga dan kerabat. Di saat itu, biasanya mereka
saling bertukar kado dan mengucapkan “Marry Christmas” . Seperti negara
lain, di saat kumpul, mereka menghidangkan jamuan tradisional di atas
meja makannya. Saat malam hari mereka selalu menghidangkan daging angsa,
kalkun panggang dengan beragam sayuran rebus dan selada. Ketika siang
hari, segelas air jeruk (squash) dinikmati bersamaan dengan Pie labu.
Uniknya,
perusahaan besar, sekolah, gereja, dan supermarket mengadakan Jun
Raising. Saat itu, sebuah tong kosong yang besar bertuliskan “isikan
makanan atau pakaian untuk orang-orang tidak mampu”. Seketika itu, orang
yang lewat akan menaruh sebagian milik mereka ke dalamnya. Selain itu
ada juga tradisi mengumpulkan makanan untuk binatang peliharaan seperti
anjing dan kucing. Anjing dan kucing merupakan binatang peliharaan
terfavorit di Amerika. Sampai-sampai, mereka menganggap seperti anak
kandung sendiri.
Meksiko
Masyarakat
Meksiko merayakan Natal dengan menggelar festival selama sembilan hari.
Di setiap rumah akan terlihat boneka-boneka dari tanah liat yang
digantung di atap rumah. Pinata, sebutan boneka ini, berisikan permen
serta hadiah-hadiah natal yang menarik. Setiap tamu yang datang
berkunjung untuk mengucapkan selamat natal berhak memilih boneka untuk
dipecahkan dan hadiah di dalamnya akan menjadi miliknya.
Meskipun
perayaan Natal mendunia, Meksiko merayakan dengan tradisinya yang khas
dan lebih lama dari biasanya. Beragam kegiatan berlangsung mulai dari 16
Desember hingga 6 Januari. Ada banyak nama festival pada Natal setelah
hari kedua belas sesudahnya, Twelfth Night, Epiphany, Three Kings Day,
dan 6 Januari. Tradisi ini di Meksiko disebut Dia de Reyes, yaitu
tradisi anak-anak yag meninggalkan sepatu mereka di depan pintu supaya
diisi hadiah oleh orang-orang majus (tiga raja). Saat itu juga palungan
dan semua perlengkapan tidak lagi dipajang.
Natal
di Meksiko diperingati dengan misa tengah malam dan dilanjutkan dengan
makan malam bersama. Biasanya mereka menikmati Rosca de Reyes, yakni
roti khusus yang dibuat saat Natal. Bentuknya seperti mahkota yang
dihiasi dengan buah-buah kering dan di dalamnya tersembunyi boneka kecil
yang terbuat dari plastik. Dalam acara makan bersama ini, setiap tamu
memotong Rosca untuk dirinya sendiri. Apabila mereka menemukan boneka
yang melambangkan bayi Yesus dalam potongan Rosca, mereka harus
mengadakan pesta pada 2 Februari yang disebut Candlemas. Saat Candlemas,
harus tersedia temale dan atole untuk semua tamu yang datang.
Tradisi
lain yang terkenal adalah Las Posadas yang diselenggarakan setiap malam
selama 9 hari, dari tanggal 16 Desember dan Malam Natal. Posadas yakni
pemutaran adegan yang diperankan masyarakat mengenai perjalanan Yusuf
dan Maria dalam mencari tempat untuk menginap dan melahirkan Yesus.
Namun kini, Posadas juga dimeriahkan dengan pesta, di mana orang dewasa
diberikan jus buah pekat dengan ditambahkan sedikit alkohol untuk
menghangatkan badan. Keramaian Posadas juga harus diimbangi dengan
Piñata. Piñata merupakan ekspresi seni rakyat Meksiko yang disemarakkan
melalui permainan yang digemari anak-anak dan orang dewasa. Piñata
adalah patung boneka yang terbuat dari tanah liat yang biasanya diisi
dengan buah-buahan, kacang-kacangan, permen, dan mainan kecil di
dalamnya.
Inggris
Layaknya
Natal di negara lain, Inggris juga memeriahkannya dengan misa ke
gereja, makan malam bersama, dan tukar hadiah. Namun, di Inggris
terdapat suatu tradisi mematahkan crackers (semacam kue panjang yang di
dalamnya terdapat karton bertulisan). Tradisi ini ada sekitar tahun
1847, mulanya crackers ini cuma ide iseng dari Tom Smith untuk promosi
permen buatannya, tapi lama kelamaan orang jadi ketagihan dengan bunyi
crack waktu crackers dipatahkan dan jadilah satu tradisi natal sampai
sekarang.
Di
Inggris, terdapat hidangan wajib yang harus tersedia dalam menyambut
Natal, yakni Puding, Plum, dan Pie. Bila di negara lain terdapat
fruitcake, lain hal dengan di Inggris. Sajiannya berupa Puding yang
berisikan buah kering dan kacang-kacangan. Uniknya, saat proses mengaduk
adonan, sang pembuat sambil memohon sesuatu dan pengadukannya harus
searah jarum jam (tidak boleh semaunya atau berlainan arah). Hal itu
karena masyarakat Inggris meyakini hanya dengan cara tersebut,
pemohonannya terkabulkan.
Korea
Sama
halnya dengan perayaan Natal di Eropa, semenanjung di Asia Timur ini
merayakan dengan perpaduan budaya barat dan timur. Natal di Korea
dimeriahkan dengan bertukar kartu Natal dan hadiah, kebaktian sore hari
di gereja, pemutaran film Natal di stasiun televisi Korea, menghias
pohon Natal bersama keluarga, dan menantikan kedatangan Santa Haraboji
(Santa Claus).
Akan
tetapi, saat Natal mereka juga mengadakan makan malam bersama keluarga
dan kerabat dengan hidangan Mie ubi jalar, Sup kue beras, daging sapi
panggang (Bulgogi), dan kol acar pedas (gimchi). Sebelumnya mereka
saling mengucapkan selamat Natal “Sun Tan Chukha”.
Selain
itu ada tradisi mengundang seluruh pemuda agar bersama-sama meminum
minuman hangat sambil menyanyikan lagu-lagu Natal sebagai penyambutan
kelahiran Yesus Kristus. Tradisi ini dikenal dengan sebutan Caroling
yang dimulai dari gereja bahkan hingga ke rumah-rumah anggota gereja
secara bergiliran.
[Teks: Eka Michelina]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan kritik dan saran untuk artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel saya.