Menjadi seorang staf HRD di sebuah perusahaan pengeboran minyak dan gas
nasional terkemuka dengan penghasilan yang menggiurkan, tak kuasa
menghalangi niat Asdwin Noor menjadi pengusaha dengan membesarkan bisnis
kue ibunda tercinta, ibu Sartje Panigoro.
Talenta
sebagai seorang pebisnis mulai terlihat, ketika Asdwin--begitu bapak
tiga anak ini disapa, ikut berjualan kue ibundanya mulai SD, kuliah dan
bahkan selama bekerja. Alasan kuat untuk keluar dari perusahaan tambang
itu pun kian menggelora semangatnya. Kue racikan ibunda lulusan alumnus
Universitas Airlangga Surabaya tahun 2000, sudah populer sejak 15 tahun
lalu, tetapi masih sebatas bisnis untuk mencari tambahan penghasilan
keluarga.
“Saya masih ingat betul, sejak saya SD, ibu saya sambil
bekerja di sebuah bank nasional membawa kue buatannya untuk dijual di
tempat kerja dan karena banyak yang suka, maka sering dipesan untuk
acara arisan, meeting, acara ulang tahun, syukuran, pernikahan dan
sebagainya,” kenang Asdwin, seperti dikutip dari majalahfranchice.com, Kamis (17/11).
Menangkap
peluang besar bisnis kue ibundanya, setelah beberapa tahun bekerja,
tahun 2006 Asdwin meniggalkan pekerjaannya dan ikut terjun dalam bisnis
yang telah dirintis ibunya. Bagi Asdwin, keberaniannya untuk banting
stir menjadi seorang pengusaha kue, sedikit banyak karena keyakinanya
akan kualitas kue racikan sang ibu. Konsumen Asdwin pun lambat laun
makin menjalar, mulai dari pelanggan setia kue sang ibu, hingga
relasinya di tempatnya dulu bekerja.
“Pasar kue ibu saya stabil,
potensinya tidak menurun, di sisi lain, kok rasa kue buatan ibu saya
dibanding kue yang lain cukup enak, di kantor saya juga dulu sering
dipesan teman-teman saya buat ultah,” kata Asdwin bangga.
Potensi
itulah yang kemudian dilihat mantan Ketua Aksi Mahasiswa Islam (KAMMI)
Jawa Timur itu untuk kemudian membesarkan bisnis kue ibunya, yang juga
didukung oleh latar belakang pendidikan dari ekonomi manajemen serta
pengalaman selama bekerja.
Untuk memperkuat posisi produknya,
Juli 2008, Asdwin bersama keluarga meluncurkan merek Quemama. Dengan
merek tersebut, Asdwin juga ingin menguatkan citra kue rumahan, yang
selalu membuat rindu konsumennya untuk selalu mencicipi kue buatannya.
Selain itu, nama Quemama dipilih karena ia pun ingin meneruskan tradisi
kue buatan mama tercinta.
“Walau setelah berjalan hampir dua
tahun, sampai hari ini biaya yang dikeluarkan sudah cukup besar karena
kita bangun merek yang besar, visi, misi dan mimpi yang besar untuk
kemudian kita menjadi bagian dari perekonomian,” ujar Asdwin.
Asdwin
menambahkan, belajar dari ekonomi sebuah negara, sehingga merasa punya
wawasan tentang tanggung jawab. Quemama diluncurkan sebagai bentuk
pelayanan sehingga layanan menjadi filosofi. Pria yang suka membaca ini,
terus berpikir, bagaimana Quemama menjadi pilihan utama dalam
penyediaan kue-kue untuk berbagai acara dan kegiatan.
Ia membandingkan, bila selama ini snack box yang kerap dijumpai adalah snack box dengan tampilan dan kemasan yang kurang menarik dengan tulisan selamat menikmati misalnya, kini Quemama memberikan snack box yang berbeda. Ia berpendapat, dari penampilan yang baik dapat menggugah selera.
“Karena selama ini belum ada bisnis yang khusus menggarap kategori snack box, saya rasa jika mendapatkan suatu posisioning
bisnis yang tepat, bisnis ini akan mudah diterima oleh masyarakat. Jadi
tak selamanya penjualannya dilakukan secara tradisiona. Quemama adalah
seni. Saya belajar dari seorang koki, di mana rasa makanan nomor dua,
nomor satu adalah penampilan ” terang Asdwin.
Dengan diferensiasi
produk yang diterapkannya, Asdwin ingin agar kuenya bisa mengangkat
kelas kue home made yang selam ini tersaji “seadanya”. Tak hanya menjadi
sekedar komoditas saja, namun Quemama ingin agar produknya bisa tertuju
pada penikmat kue. Disinilah kualitas penyajian menjadi penting.
Hingga
saat ini, Quemama juga bergerak di jumlah pesanan besar karena bisa
3000 box per hari. Selain itu, Quemama meluncurkan Mini café, sehingga
orang datang bisa makan di gerai Quemama. Hingga saat ini Quemama sudah
memiliki tiga cabang di Jakarta, yang rencananya akan menjalankan konsep
kemitraan untuk melebarkan sayap bisnis. Saat ini Quemama akan
memfokuskan pengembangan bisnis di wilayah Jabodetabek, sebelum
menggarap pasar di daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan kritik dan saran untuk artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel saya.