Memilih untuk berbisnis atau berwirausaha memang memiliki alasan beragam, dari alasan ingin memperoleh penghasilan lebih hingga kepepet tidak punya pilihan selain berwirausaha. Inilah yang dialami oleh Rinanda Halfi atau Halfi.
Pria kelahiran 23 tahun yang menetap di Bandung ini, mempunyai pengalaman unik ketika memulai usahanya. Berawal dari sebuah kecelakaan mobil yang membuat dia harus mengganti uang dari himpunan mahasiswa karena di dalam mobilnya ada uang himpunan yang diambil oleh warga.
Bingung untuk menggantinya, tidak lantas membuat dirinya berpangku tangan, ia kemudian berpikir untuk berwirausaha. Pertamanya Halfi berbisnis kaos dan kemudian ia
melanjutkan bisnisnya ke usaha makanan yaitu burger dengan bendera Black Burger atau Burger Hitam. Kini ia menghasilkan omzet Rp 60 juta per bulannya.
Menurut Halfi, ketika ditemui detikFinance di sela-sela pameran Produk UKM di JCC pekan laliu. Ia menuturkan alasannya memlih burger sebagai bisnisnya atau tidak memilih makanan lain.
Halfi beralasan, burger merupakan makanan yang sudah familiar di kalangan masyarakat perkotaan tetapi kebanyakan usaha burger ini, masih dikuasai oleh pemain asing seperti Burger King dan McDonald's. Sehingga untuk bersaing, produk miliknya harus berbeda dengan para pesaingnnya.
"Kalau sama, kita nggak akan cukup untuk melawan mereka (Burger King dan McDonald's), jadi kita harus buat diferensiasi (perbedaan) produk. Akhirnya saya buat inovasi dengan Black Burger," imbuh pria yang baru lulus dari jurusan Public Relation Unpad ini.
Burger yang berbeda dari burger yang ada pasaran ini, memang unik. Warna rotinya pun berwarna hitam, ia beri nama Black Burger. Warna hitamnya sendiri berasal dari buah kluwek, buah yang cuma ada di Indonesia, buah ini sering dipakai untuk membuat rawon atau sup condro. Menurut halfi, rasa dagingnya juga membuat burger milikinya berbeda dengan burger lainnya yakni memiliki citra rasa Indonesia.
"Dagingnya kita juga punya ciri khas yaitu dagingnya pakai daun jeruk dan cabe rawit, benar-benar cita rasa indonesia," tegasnya.
Bisnis burger yang dijalaninya sejak tahun 2010, tepatnya saat dia berada di semester 7 di Fakultas Komunikasi Unpad. Saat ini telah memiliki 2 outlet dan 28 aneka ragam burger. Pilihan rasa burgernya sendiri ada 3 macam yaitu: original, manis, dan hot. Untuk harganya sendiri, mulai dari harga Rp 12.000 – Rp 30.000 per potong.
Selain itu Halfi juga mengembangkan burger untuk para vegetarian dari bahan tempe dan burger nasi juga. Dari 2 outlet yang semuanya berada di Bandung itu, Halfi
telah mempekerjakan 5 orang karyawan.
"Kalau sekarang masih 5, dulu pernah sampai 8 tetapi kita tutup yang di Bogor karena penjualannya kurang bagus tapi kita ingin buka lagi. Sekarang saya punya 2 outlet," tutur finalis wirausaha mandiri nasional dan Start Up Icon yaitu pengusaha muda yang jadi icon-icon di Bandung tahun 2011.
Dari 2 outlet Black Burger milik Halfi, omzet setiap outletnya per bulannya mencapai Rp 20-60 juta per bulan untuk semua outletnya. Ini merupakan omzet yang besar untuk seorang pemuda berusia 23 tahun.
Keberhasilan yang ia capai bukannya tanpa kendala. Halfi pernah ditipu oleh mitranya sendiri, ia bekerjasama dengan sebuah toko (vendor) pembuat roti untuk burger milikinya. Tanpa dia sadari ternyata mitranya tersebut menjual burger sejenis dari resep miliknya.
"Ini bukan masalah materi tapi ide kita dicuri, belajar dari kondisi itu maka setiap saya membuat komitmen dengan seseorang saya selalu buat MoU atau perjanjian. Dengan karyawan saya juga seperti itu," tambahnya.
Pada tahun 2012 ini, dia berencana untuk membuka 6 outlet lagi di Bandung dan 1 outlet di daerah Senopati (Jakarta). Selain itu, Halfi juga memiliki mimpi untuk menjadi kompetitor kuat McDonald's dan Burger King di Indonesia. Dia ingin menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki Burger yang berkualitas dengan citra rasa Indonesia.
"Mimpi saya, saya ingin menjadi kompetitor kuat McD dan Burger King di indonesia," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan kritik dan saran untuk artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel saya.