Keputusannya untuk meninggalkan kenyamanan setelah 13 tahun bekerja di
PT Astra Internasional ditentang oleh banyak keluarga dekatnya. Termasuk
rekan-rekannya di Astra juga ikut menyayangkan keputusannya tersebut.
Namun ia bergeming.
Ia berani memutuskan untuk memulai merintis bisnis kuliner di tahun 1985. Dan sekarang setelah melewati perjalanan panjang, Hendra Arifin berhasil mengepakan sayap dengan merek dagang Hoka-Hoka Bento. Ya, kini pria sekaligus Direktur Utama PT Eka Bogainti itu memiliki 148 gerai Japanese fast food restaurant, Hoka Hoka Bento.
Awalnya, Hoka Hoka Bento merupakan bisnis makanan dengan konsep take away yang kemudian diubah menjadi cepat saji (fast food), model bisnis yang mengadopsi tren cara menikmati makanan dengan lebih praktis dan higienis ala Jepang.
Dari sebuah gerai mungil di Wilayah Kebon Kacang Raya, Jakarta, Hendra mulai membangun bisnis resto Hoka Hoka Bento. Untuk mengembangkan bisnis yang digelutinya, dia pun menyambangi negeri Sakura untuk mempelajari dan membeli izin penggunaan merek dan technical assistance Hoka Hoka Bento di Indonesia.
Alur perjalanan hidup pria berdarah Betawi ini, memang seperti air yang mengalir. “Semua tidak ada yang kebetulan, semua karena rancangan Tuhan,” ungkapnya. Hendra akrab disapa memandang bila riak adalah romantisme dan dinamika hidup. “Yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan keikhlasan, kejujuran dan mau memberi maaf,” tuturnya memaknai sukses yang telah diraih.
Sikap ikhlas dan fokus dalam bekerja guna mewujudkan tujuan hidup memang telah dilakukannya. Dalam menjalankan bisnis, kata Hendra, persoalan dan kendala adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi. “Kita harus ikhlas dan berusaha untuk bangkit kembali,” ujarnya memberi kiat menjalani sebuah proses yang telah direncanakan oleh Tuhan.
Dia menilai bahwa sebuah kegagalan merupakan pelajaran yang berharga. “Kita petik pelajaran dari kegagalan, lalu kembali bangkit untuk tidak mengulang kesalahan yang sama,” ujarnya. Sikap ini akan memperkuat diri kita untuk melangkah ke level yang lebih tinggi dengan tetap fokus bekerja dengan sikap tulus dalam menjalaninya.
Menurut dia, sikap fokus pada bidang pekerjaan yang digeluti menjadi salah satu kunci keberhasilan yang maksimal. Ia mencontohkan, banyak orang di tengah bisnis yang dilakukannya kemudian justru menggeluti bidang usaha yang lain, “Langkah ini jelas akan memecah fokus pada pekerjaan dan menimbulkan banyak persoalan,” katanya.
Selain keikhlasan dan fokus bekerja, nilai hidup yang patut dimiliki seorang entrepreneur adalah kejujuran. Hendra menjelaskan bahwa kejujuran menjadi modal yang penting dalam menjalani hidup termasuk dalam membangun bisnisnya. “Sikap shiddiq (tepercaya) sangat penting. Tanpa sikap shiddiq, lalu bagaimana kita memperoleh amanah?,” ujarnya.
Begitu pun dengan sikap pemaaf, Hendra menilai tak sedikit orang yang sulit memaafkan sebuah kesalahan meskipun telah berlalu. “Butuh sebuah keberanian dan kebesaran hati untuk meminta dan menerima maaf,” ujarnya.
Dia menilai dengan memiliki sikap pemaaf, kita akan lebih bersih dan jernih dalam berpikir. “Pikiran negatif hanya akan mengusik konsentrasi kita untuk bergerak maju. Ini jelas sangat tidak menguntungkan,” ujarnya. Karena itu cobalah untuk melupakan dan tetap melangkah ke depan. “Seperti ungkapan merunduk tapi tidak patah,” ujarnya berprinsip.
Ia berani memutuskan untuk memulai merintis bisnis kuliner di tahun 1985. Dan sekarang setelah melewati perjalanan panjang, Hendra Arifin berhasil mengepakan sayap dengan merek dagang Hoka-Hoka Bento. Ya, kini pria sekaligus Direktur Utama PT Eka Bogainti itu memiliki 148 gerai Japanese fast food restaurant, Hoka Hoka Bento.
Awalnya, Hoka Hoka Bento merupakan bisnis makanan dengan konsep take away yang kemudian diubah menjadi cepat saji (fast food), model bisnis yang mengadopsi tren cara menikmati makanan dengan lebih praktis dan higienis ala Jepang.
Dari sebuah gerai mungil di Wilayah Kebon Kacang Raya, Jakarta, Hendra mulai membangun bisnis resto Hoka Hoka Bento. Untuk mengembangkan bisnis yang digelutinya, dia pun menyambangi negeri Sakura untuk mempelajari dan membeli izin penggunaan merek dan technical assistance Hoka Hoka Bento di Indonesia.
Alur perjalanan hidup pria berdarah Betawi ini, memang seperti air yang mengalir. “Semua tidak ada yang kebetulan, semua karena rancangan Tuhan,” ungkapnya. Hendra akrab disapa memandang bila riak adalah romantisme dan dinamika hidup. “Yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan keikhlasan, kejujuran dan mau memberi maaf,” tuturnya memaknai sukses yang telah diraih.
Sikap ikhlas dan fokus dalam bekerja guna mewujudkan tujuan hidup memang telah dilakukannya. Dalam menjalankan bisnis, kata Hendra, persoalan dan kendala adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi. “Kita harus ikhlas dan berusaha untuk bangkit kembali,” ujarnya memberi kiat menjalani sebuah proses yang telah direncanakan oleh Tuhan.
Dia menilai bahwa sebuah kegagalan merupakan pelajaran yang berharga. “Kita petik pelajaran dari kegagalan, lalu kembali bangkit untuk tidak mengulang kesalahan yang sama,” ujarnya. Sikap ini akan memperkuat diri kita untuk melangkah ke level yang lebih tinggi dengan tetap fokus bekerja dengan sikap tulus dalam menjalaninya.
Menurut dia, sikap fokus pada bidang pekerjaan yang digeluti menjadi salah satu kunci keberhasilan yang maksimal. Ia mencontohkan, banyak orang di tengah bisnis yang dilakukannya kemudian justru menggeluti bidang usaha yang lain, “Langkah ini jelas akan memecah fokus pada pekerjaan dan menimbulkan banyak persoalan,” katanya.
Selain keikhlasan dan fokus bekerja, nilai hidup yang patut dimiliki seorang entrepreneur adalah kejujuran. Hendra menjelaskan bahwa kejujuran menjadi modal yang penting dalam menjalani hidup termasuk dalam membangun bisnisnya. “Sikap shiddiq (tepercaya) sangat penting. Tanpa sikap shiddiq, lalu bagaimana kita memperoleh amanah?,” ujarnya.
Begitu pun dengan sikap pemaaf, Hendra menilai tak sedikit orang yang sulit memaafkan sebuah kesalahan meskipun telah berlalu. “Butuh sebuah keberanian dan kebesaran hati untuk meminta dan menerima maaf,” ujarnya.
Dia menilai dengan memiliki sikap pemaaf, kita akan lebih bersih dan jernih dalam berpikir. “Pikiran negatif hanya akan mengusik konsentrasi kita untuk bergerak maju. Ini jelas sangat tidak menguntungkan,” ujarnya. Karena itu cobalah untuk melupakan dan tetap melangkah ke depan. “Seperti ungkapan merunduk tapi tidak patah,” ujarnya berprinsip.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan kritik dan saran untuk artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel saya.