Pasar Indonesia memang sangat menarik bagi usaha bakery yang terus
bertumbuh pesat seiring dengan naiknya taraf hidup masyarakat. Para
pemain bakery asing turut menyemarakkan persaingan usaha bakery di
Indonesia. Memang banyak mata melirik pada peluang bisnis ini dan
berlomba menyuguhkan sesuatu yang unik, mulai dari produk, interior
sampai pelayanannya. Dewasa ini jika kita lihat, banyak bakery yang
tidak hanya menjual roti sebagai produk utamanya, tetapi juga berlomba
dalam mengedepankan konsep bakery bergabung dengan resto dan kafe.
Petrus Gandamana, Chief Editor Bakery Magazine dan juga Senior Food Consultant di Baking and Chef Center (BCC) bersama rekannya Calvin Andersen, Editor Ahli Bakery Magazine sekaligus pengamat industri pangan dan juga profesional di perusahaan pangan besar Nasional, pada 12 Januari 2013 lalu berbagi pengetahuan dan hasil market survey, baik bisnis bakery hingga strategi marketingnya.
Indonesia Bakery Outlook
Masing-masing negara memiliki pola perilaku konsumen yang berbeda-beda, contohnya saja Indonesia. Pada seminar ini, Petrus Gandamana berkesempatan untuk menjabarkan mengenai pola perilaku konsumen di Indonesia. “Dalam sebuah riset membuktikan, total belanja masyarakat Indonesia paling banyak digunakan untuk makanan dan minuman dengan persentase 41,7%, kemudian disusul dengan perumahan dan pendidikan. Artinya usaha makanan dan minuman di Indonesia akan memiliki prospek yang bagus ke depannya,” jelas Petrus.
Ada tiga hal pokok yang menjadi pertimbangan masyarakat Indonesia yaitu kondisi pemanfaatan waktu, koneksivitas, dan keluarga. Kesibukan bekerja membuat masyarakat Indonesia hampir tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. Ini terlihat dengan kehidupan modern yang serba instan dan praktis sehingga memungkinkan online shop dapat dijadikan peluang bisnis di Indonesia. Walaupun mereka tidak punya waktu, namun fokus mereka adalah keluarga. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan akan ramai di hari Sabtu dan Minggu dengan pengunjung yang membawa serta anak mereka.
a. Perkembangan Usaha Bakery di Negara-Negara Asia
Seperti yang kita ketahui, dewasa ini usaha bakery yang berkembang di Indonesia datang dari negara-negara Asia. Berikut adalah negara-negara Asia yang menjadi raksasa usaha bakery berdasarkan riset Petrus Gandamana.
1. Korea
Negara Korea yang sedang naik daun bukan hanya dari dunia hiburan tetapi juga bisnis bakery-nya yang maju pesat. “SPC Group merupakan raksasa bisnis yang saat ini merajai Korea Selatan. Beberapa anak bisnisnya antara lain Paris Baguette yang saat ini memiliki 3.048 outlet, disusul Baskin and Robins dengan 1.769 outletnya di Korea Selatan. Jika dihitung keseluruhan SPC Group memiliki hampir 6.000 outlet di Korea Selatan,” jelas Petrus menunjukkan geliat usaha F & B di Korea.
2. Jepang
Negara berikutnya yang tak kalah berkembang adalah Jepang. Roti-roti di negara matahari terbit ini lebih mengarah ke Perancis. Namun, warga Perancis sangat menganggumi kehebatan masyarakat Jepang karena dapat menyempurnakan lagi roti dari Perancis tersebut.
3. Taiwan
Taiwan sangat sadar bahwa roti merupakan makanan kedua orang Asia, berbeda dengan Eropa yang menjadikan roti makanan pokok. “Selain rasanya enak, mereka juga mengutamakan tampilan yang menarik sehingga apabila berkunjung ke Taiwan, kita dapat melihat jejeran roti-roti menarik di sana,” ujar Petrus.
4. Cina
Cina juga merupakan negara yang usaha bakerynya cukup maju. “Pasar Cina sangat luar biasa besar dan kompetitif sehingga mereka dapat menjual roti dengan harga yang murah. Ini dapat menggetarkan persaingan bisnis roti di Asia karena apabila mereka bersatu, tak menutup kemungkinan mereka akan menjadi raja di Asia,” jelas Petrus.
5. Singapura
Singapura dapat disebut sebagai melting pot karena di sinilah tempat berkumpul berbagai variasi roti dari mancanegara sekaligus konsumen manca negara yang ingin mencicipi berbagai makanan yang ada di negara pulau tersebut.
6. Indonesia
Indonesia yang merupakan pasar empuk yang banyak diincar oleh para pelaku bisnis bakery di dunia. Selain banyaknya bakery asing di sini, bakery lokal juga mampu bersaing dengan membuat konsep-konsep unik untuk menarik pengunjung.
b. Pola Konsumsi Roti di Jakarta, Bekasi, Serpong, dan Bogor
Market survey pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tempat membeli roti yang paling banyak dipilih oleh konsumen kelas menengah ke atas Jabodetabek adalah Breadtalk dengan persentase 30% kemudian Indomaret, Holland, dan Alfamart. “Di sini terlihat minimarket menjadi pilihan penting dalam penjualan roti sehingga Anda dapat menjalin kerjasama dengan mereka untuk menjual produk roti,” tutur Petrus.
Mengenai jam berkunjung, survey membuktikan konsumen banyak membeli bakery pada jam 14.00 – 18.00. Ini membuktikan selain sebagai sarapan, roti merupakan makanan selingan sebelum makan malam. Sedangkan untuk produk yang paling banyak dibeli oleh konsumen adalah roti tawar dengan persentase 64,40%.
Bakery Business Opportunity in Indonesia
Banyak orang Indonesia mengubah pola makannya dengan mengkonsumsi roti sebagai pengganti sarapan mereka dan dari sanalah berkembangnya bisnis bakery di Indonesia. Calvin Andersen sebagai orang yang ahli di bidang bakery business strategy, mengemukakan strategi marketing dalam mengembangkan usaha bakery agar mampu bersaing dengan kompetitor lain. “Kompetisi bakery semakin pesat dan beragam sehingga tak banyak dari mereka yang bertahan lama dan bertumbuh pesat karena tidak mampu bersaing terutama dari serbuan perusahaan asing yang hadir di Indonesia,” ujar Calvin.
a. Sistem Penting dalam Usaha Bakery
Untuk membuka usaha bakery, para pemula harus mengetahui sistem yang penting di dalamnya. “Supplier ibarat tulang untuk memulai usaha bakery, terutama produsen tepung terigu yang menjadi pemasok bahan pokoknya. Kedua adalah resep dan inovasi yang merupakan nyawa, artinya ini sangat berpengaruh pada usaha bakery ke depannya. Tanpa inovasi, bakery akan cepat ditinggal oleh para pembeli,” jelas Calvin.
Baker juga merupakan kunci sukses dalam menjalani bisnis bakery. Bakery tidak akan berjalan mulus tanpa baker yang sejalan dengan pemilik usaha. “Ini perlu digarisbawahi, oleh karena itu persepsi mengenai baker harus diubah. Ajaklah dia sebagai rekan bisnis bukan karyawan,” tegas Calvin.
b. Peranan Konsultan Semakin Penting
Ada peluang yang tidak bisa dilihat dari kacamata seorang pengusaha bakery, oleh karena itu, mereka membutuhkan konsultan yang terpecaya dan berpengalaman untuk membantunya membangun sekaligus mengembangkan usaha bakery. Konsultan menguasai ilmu dan jaringan mulai dari bahan baku, produk, hingga cara pemasarannya. Beberapa strategi marketing yang dibagikan oleh Calvin antara lain:
1. Display roti haruslah diletakkan di depan outlet
Ini maksudnya adalah menunjukkan produk utama yang dijual kepada pembeli.
2. Mendaftarkan brand/merek
Banyak orang yang lupa mendaftarkan brand, padahal ini adalah bagian yang terpenting karena jika ada orang lain yang mendaftarkan brand tersebut, si penemu/pemakai brand pertama tidak dapat berbuat banyak.
3. Tampilan menarik
Pertama yang harus dipikirkan untuk membuka usaha bakery adalah model atau konsep bakery tersebut yang harus berbeda dan mampu menarik pembeli.
4. Promosi
Untuk mampu menungkatkan daya saing, promosi harus dilakukan untuk memperkenalkan brand di masyarakat.
5. Network
Jaringan akan membantu dalam usaha bakery, jika jaringan Anda luas, maka Anda akan mudah bertemu dengan orang-orang yang diperlukan dalam memajukan usaha bakery, seperti supplier, pembeli, sampai pelanggan.
“Menjalani sebuah usaha tidak mungkin akan untung besar diawal, begitu juga dengan usaha bakery yang akan mulai memetik untung di tahun ketiga,” ujar Calvin. Seminar yang mengundang para pelaku bisnis bakery ini disambut antusias oleh para peserta, seperti contohnya Felicia Tjoeng yang baru memulai karirnya di bidang F & B. “Seminar ini memang pas dengan pekerjaan yang saya geluti sekarang. Di sini dipaparkan lengkap mulai dari statistik usaha bakery hingga market survey. Menurut saya, seminar ini sangat bernilai,” tuturnya puas.sumber : BCC Indonesia
Petrus Gandamana, Chief Editor Bakery Magazine dan juga Senior Food Consultant di Baking and Chef Center (BCC) bersama rekannya Calvin Andersen, Editor Ahli Bakery Magazine sekaligus pengamat industri pangan dan juga profesional di perusahaan pangan besar Nasional, pada 12 Januari 2013 lalu berbagi pengetahuan dan hasil market survey, baik bisnis bakery hingga strategi marketingnya.
Indonesia Bakery Outlook
Masing-masing negara memiliki pola perilaku konsumen yang berbeda-beda, contohnya saja Indonesia. Pada seminar ini, Petrus Gandamana berkesempatan untuk menjabarkan mengenai pola perilaku konsumen di Indonesia. “Dalam sebuah riset membuktikan, total belanja masyarakat Indonesia paling banyak digunakan untuk makanan dan minuman dengan persentase 41,7%, kemudian disusul dengan perumahan dan pendidikan. Artinya usaha makanan dan minuman di Indonesia akan memiliki prospek yang bagus ke depannya,” jelas Petrus.
Ada tiga hal pokok yang menjadi pertimbangan masyarakat Indonesia yaitu kondisi pemanfaatan waktu, koneksivitas, dan keluarga. Kesibukan bekerja membuat masyarakat Indonesia hampir tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. Ini terlihat dengan kehidupan modern yang serba instan dan praktis sehingga memungkinkan online shop dapat dijadikan peluang bisnis di Indonesia. Walaupun mereka tidak punya waktu, namun fokus mereka adalah keluarga. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan akan ramai di hari Sabtu dan Minggu dengan pengunjung yang membawa serta anak mereka.
a. Perkembangan Usaha Bakery di Negara-Negara Asia
Seperti yang kita ketahui, dewasa ini usaha bakery yang berkembang di Indonesia datang dari negara-negara Asia. Berikut adalah negara-negara Asia yang menjadi raksasa usaha bakery berdasarkan riset Petrus Gandamana.
1. Korea
Negara Korea yang sedang naik daun bukan hanya dari dunia hiburan tetapi juga bisnis bakery-nya yang maju pesat. “SPC Group merupakan raksasa bisnis yang saat ini merajai Korea Selatan. Beberapa anak bisnisnya antara lain Paris Baguette yang saat ini memiliki 3.048 outlet, disusul Baskin and Robins dengan 1.769 outletnya di Korea Selatan. Jika dihitung keseluruhan SPC Group memiliki hampir 6.000 outlet di Korea Selatan,” jelas Petrus menunjukkan geliat usaha F & B di Korea.
2. Jepang
Negara berikutnya yang tak kalah berkembang adalah Jepang. Roti-roti di negara matahari terbit ini lebih mengarah ke Perancis. Namun, warga Perancis sangat menganggumi kehebatan masyarakat Jepang karena dapat menyempurnakan lagi roti dari Perancis tersebut.
3. Taiwan
Taiwan sangat sadar bahwa roti merupakan makanan kedua orang Asia, berbeda dengan Eropa yang menjadikan roti makanan pokok. “Selain rasanya enak, mereka juga mengutamakan tampilan yang menarik sehingga apabila berkunjung ke Taiwan, kita dapat melihat jejeran roti-roti menarik di sana,” ujar Petrus.
4. Cina
Cina juga merupakan negara yang usaha bakerynya cukup maju. “Pasar Cina sangat luar biasa besar dan kompetitif sehingga mereka dapat menjual roti dengan harga yang murah. Ini dapat menggetarkan persaingan bisnis roti di Asia karena apabila mereka bersatu, tak menutup kemungkinan mereka akan menjadi raja di Asia,” jelas Petrus.
5. Singapura
Singapura dapat disebut sebagai melting pot karena di sinilah tempat berkumpul berbagai variasi roti dari mancanegara sekaligus konsumen manca negara yang ingin mencicipi berbagai makanan yang ada di negara pulau tersebut.
6. Indonesia
Indonesia yang merupakan pasar empuk yang banyak diincar oleh para pelaku bisnis bakery di dunia. Selain banyaknya bakery asing di sini, bakery lokal juga mampu bersaing dengan membuat konsep-konsep unik untuk menarik pengunjung.
b. Pola Konsumsi Roti di Jakarta, Bekasi, Serpong, dan Bogor
Market survey pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tempat membeli roti yang paling banyak dipilih oleh konsumen kelas menengah ke atas Jabodetabek adalah Breadtalk dengan persentase 30% kemudian Indomaret, Holland, dan Alfamart. “Di sini terlihat minimarket menjadi pilihan penting dalam penjualan roti sehingga Anda dapat menjalin kerjasama dengan mereka untuk menjual produk roti,” tutur Petrus.
Mengenai jam berkunjung, survey membuktikan konsumen banyak membeli bakery pada jam 14.00 – 18.00. Ini membuktikan selain sebagai sarapan, roti merupakan makanan selingan sebelum makan malam. Sedangkan untuk produk yang paling banyak dibeli oleh konsumen adalah roti tawar dengan persentase 64,40%.
Bakery Business Opportunity in Indonesia
Banyak orang Indonesia mengubah pola makannya dengan mengkonsumsi roti sebagai pengganti sarapan mereka dan dari sanalah berkembangnya bisnis bakery di Indonesia. Calvin Andersen sebagai orang yang ahli di bidang bakery business strategy, mengemukakan strategi marketing dalam mengembangkan usaha bakery agar mampu bersaing dengan kompetitor lain. “Kompetisi bakery semakin pesat dan beragam sehingga tak banyak dari mereka yang bertahan lama dan bertumbuh pesat karena tidak mampu bersaing terutama dari serbuan perusahaan asing yang hadir di Indonesia,” ujar Calvin.
a. Sistem Penting dalam Usaha Bakery
Untuk membuka usaha bakery, para pemula harus mengetahui sistem yang penting di dalamnya. “Supplier ibarat tulang untuk memulai usaha bakery, terutama produsen tepung terigu yang menjadi pemasok bahan pokoknya. Kedua adalah resep dan inovasi yang merupakan nyawa, artinya ini sangat berpengaruh pada usaha bakery ke depannya. Tanpa inovasi, bakery akan cepat ditinggal oleh para pembeli,” jelas Calvin.
Baker juga merupakan kunci sukses dalam menjalani bisnis bakery. Bakery tidak akan berjalan mulus tanpa baker yang sejalan dengan pemilik usaha. “Ini perlu digarisbawahi, oleh karena itu persepsi mengenai baker harus diubah. Ajaklah dia sebagai rekan bisnis bukan karyawan,” tegas Calvin.
b. Peranan Konsultan Semakin Penting
Ada peluang yang tidak bisa dilihat dari kacamata seorang pengusaha bakery, oleh karena itu, mereka membutuhkan konsultan yang terpecaya dan berpengalaman untuk membantunya membangun sekaligus mengembangkan usaha bakery. Konsultan menguasai ilmu dan jaringan mulai dari bahan baku, produk, hingga cara pemasarannya. Beberapa strategi marketing yang dibagikan oleh Calvin antara lain:
1. Display roti haruslah diletakkan di depan outlet
Ini maksudnya adalah menunjukkan produk utama yang dijual kepada pembeli.
2. Mendaftarkan brand/merek
Banyak orang yang lupa mendaftarkan brand, padahal ini adalah bagian yang terpenting karena jika ada orang lain yang mendaftarkan brand tersebut, si penemu/pemakai brand pertama tidak dapat berbuat banyak.
3. Tampilan menarik
Pertama yang harus dipikirkan untuk membuka usaha bakery adalah model atau konsep bakery tersebut yang harus berbeda dan mampu menarik pembeli.
4. Promosi
Untuk mampu menungkatkan daya saing, promosi harus dilakukan untuk memperkenalkan brand di masyarakat.
5. Network
Jaringan akan membantu dalam usaha bakery, jika jaringan Anda luas, maka Anda akan mudah bertemu dengan orang-orang yang diperlukan dalam memajukan usaha bakery, seperti supplier, pembeli, sampai pelanggan.
“Menjalani sebuah usaha tidak mungkin akan untung besar diawal, begitu juga dengan usaha bakery yang akan mulai memetik untung di tahun ketiga,” ujar Calvin. Seminar yang mengundang para pelaku bisnis bakery ini disambut antusias oleh para peserta, seperti contohnya Felicia Tjoeng yang baru memulai karirnya di bidang F & B. “Seminar ini memang pas dengan pekerjaan yang saya geluti sekarang. Di sini dipaparkan lengkap mulai dari statistik usaha bakery hingga market survey. Menurut saya, seminar ini sangat bernilai,” tuturnya puas.sumber : BCC Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan kritik dan saran untuk artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel saya.