Anjing dan kucing merupakan dua hewan peliharaan yang paling sering
diperlakukan layaknya manusia oleh sang pemilik. Tidak heran apabila di
luar negeri, tren memberikan camilan istimewa bagi anjing dan kucing
sudah lazim.
Mereka tidak hanya mengunyah makanan pokok yang dijajakan di petshop. Majikan mereka juga menyodorkan aneka kue, seperti cupcake, cookie ataupun pie, puding, bakpao hingga popcorn. Ada juga anjing yang mendapatkan kue ulang tahun saat sang majikan merayakan kelahirannya.
Tren memanjakan peliharaan juga sudah menjangkiti para pemilik hewan, terutama anjing, di negeri ini. Kesimpulan semacam itu bisa kita tarik jika menyimak pengalaman Jessica Yova Ananda, pemilik Mr Lee Bakery for Dogs.
Kecintaan terhadap anjingnya, yang bernama Lee, menggelitik minat Jessica untuk mencoba membuat kue bagi si kaki empat. “Kalau beli di petshop, terlalu mahal buat saya,” tutur Jessica. Dengan bantuan sang ibu yang gemar memasak, Jessica menjajal pembuatan kue untuk sang anjing.
Setelah melalui proses ujicoba berulangkali, dengan anjing-anjing milik sendiri dan saudaranya sebagai tester, Jessica pun memberanikan diri membuka usaha bakery untuk anjing pada 2010.
Kecintaan terhadap anjing dan kucing juga menjadi alasan Louise Dewi menjajal usaha bakery untuk hewan peliharaan. Demi menutup sebagian dari biaya pemeliharaan hewan dan kucing telantar yang ia temui, Louise menggulirkan usahanya dengan bendera Papillon Dogs and Cats Bakery.
Sebagian dari keuntungan penjualan kue disisihkan Louise untuk anjing telantar yang ia pungut dan serahkan ke pengasuh. “Setiap anjing anggarannya Rp 350.000 per bulan,” ujar Louise.
Memang, pasar untuk kue hewan peliharaan di sini belum sebesar di Amerika Serikat. Namun Jessica dan Yovie menyebut usaha pembuatan aneka kue untuk anjing dan kucing itu menarik karena jumlah pemain masih sedikit, sementara permintaan mulai tumbuh.
Jumlah pemain yang terbatas mengakibatkan pemain yang ada saat ini, yang jumlahnya kurang dari lima, tak pernah sepi order. Mr Lee dan Papillon yang sama-sama bermarkas di Jakarta, menuai permintaan dari berbagai kota, termasuk kota-kota di luar Jawa, seperti Makassar dan Martapura.
Jessica menuturkan, dalam sehari Mr Lee memproduksi rata-rata 100 bungkus cookies kemasan 100 gram, 5 kue ultah dan 1 set cup cake. Nilai omzet Mr Lee berkisar Rp 30 juta untuk sebulan. Namun dia enggan menyebut margin usahanya.
Yang pasti, ketika menggulirkan usahanya, tiga tahun silam, Jessica cuma mengeluarkan dana Rp 2 juta. Kini, Jessica sudah balik modal. Perkembangan usaha Mr Lee juga terlihat dari jumlah karyawan, yang semula dua orang, kini menjadi lima orang.
Perjalanan bisnis Papillon yang berawal pada Maret 2013, menguatkan daya tarik bisnis pembuatan kue untuk peliharaan. Rata-rata omzet Papillon kini Rp 15 juta per bulan dengan tingkat keuntungan berkisar 20%-50%. Sekadar catatan, Papillon juga menawarkan varian kue untuk kucing, dengan aroma berbagai ikan.
Bahan terlarang
Anda tertarik menjajal usaha aneka kue dan camilan untuk peliharaan? Proses produksi bakery untuk peliharaan memang tidak berbeda dengan cara membuat bakery untuk manusia.
Namun yang perlu diingat, kunci sukses usaha ini tidak hanya keterampilan memasak saja. Kecintaan terhadap hewan, yang menjadi konsumen, menurut Jessica dan Louise justru kunci sukses utama di usaha ini.
Pendapat mereka tidak mengada-ada. Kecintaan terhadap hewan akan memacu si pembuat aneka kue untuk menghasilkan produk terbaik bagi peliharaan pembeli. Kepuasan si pembeli tentu akan melanggengkan usaha Anda.
Tanpa rasa peduli terhadap hewan yang menjadi penikmat makanan, bisa jadi produsen asal mencomot bahan-bahan yang biasa dipakai untuk makanan manusia. Padahal, banyak bahan makanan manusia yang tidak cocok dikonsumsi hewan, seperti anjing.
Tiga bahan yang menjadi pantangan menu untuk anjing adalah gula, garam dan bahan pengawet. Ketiga bahan itu bisa membuat anjing yang memiliki sistem pencernaan lebih sensitif daripada manusia, mengalami kegemukan atau kerontokan bulu.
Apabila Anda punya rasa cinta terhadap anjing, pasti Anda akan mencari tahu apa saja bahan yang cocok, untuk memenuhi order tertentu. Anda juga akan tertantang untuk berkreasi apabila punya rasa sayang terhadap si Heli.
Lihat saja pengalaman Jessica yang sampai berburu ke luar negeri untuk mencari berbagai aneka cetakan kue, seperti cetakan telapak kaki anjing. Ia juga mengimpor carob, bahan pengganti cokelat yang biasa digunakan cookies untuk anjing.
Kecintaan terhadap hewan juga memberi Anda kemudahan saat mencari calon pelanggan di hari-hari awal membuka usaha. Jika sudah akrab dengan komunitas pemilik anjing dan kucing, tentu Anda akan lebih mudah mengidentifikasi calon pembeli.
Untuk memperluas pasar, Anda bisa memanfaatkan jaringan internet. Baik Jessica dan Louise sudah membuktikan keampuhan pemasaran lewat sosial media. Anda pun bisa.Sumber : kontan.co.id
Mereka tidak hanya mengunyah makanan pokok yang dijajakan di petshop. Majikan mereka juga menyodorkan aneka kue, seperti cupcake, cookie ataupun pie, puding, bakpao hingga popcorn. Ada juga anjing yang mendapatkan kue ulang tahun saat sang majikan merayakan kelahirannya.
Tren memanjakan peliharaan juga sudah menjangkiti para pemilik hewan, terutama anjing, di negeri ini. Kesimpulan semacam itu bisa kita tarik jika menyimak pengalaman Jessica Yova Ananda, pemilik Mr Lee Bakery for Dogs.
Kecintaan terhadap anjingnya, yang bernama Lee, menggelitik minat Jessica untuk mencoba membuat kue bagi si kaki empat. “Kalau beli di petshop, terlalu mahal buat saya,” tutur Jessica. Dengan bantuan sang ibu yang gemar memasak, Jessica menjajal pembuatan kue untuk sang anjing.
Setelah melalui proses ujicoba berulangkali, dengan anjing-anjing milik sendiri dan saudaranya sebagai tester, Jessica pun memberanikan diri membuka usaha bakery untuk anjing pada 2010.
Kecintaan terhadap anjing dan kucing juga menjadi alasan Louise Dewi menjajal usaha bakery untuk hewan peliharaan. Demi menutup sebagian dari biaya pemeliharaan hewan dan kucing telantar yang ia temui, Louise menggulirkan usahanya dengan bendera Papillon Dogs and Cats Bakery.
Sebagian dari keuntungan penjualan kue disisihkan Louise untuk anjing telantar yang ia pungut dan serahkan ke pengasuh. “Setiap anjing anggarannya Rp 350.000 per bulan,” ujar Louise.
Memang, pasar untuk kue hewan peliharaan di sini belum sebesar di Amerika Serikat. Namun Jessica dan Yovie menyebut usaha pembuatan aneka kue untuk anjing dan kucing itu menarik karena jumlah pemain masih sedikit, sementara permintaan mulai tumbuh.
Jumlah pemain yang terbatas mengakibatkan pemain yang ada saat ini, yang jumlahnya kurang dari lima, tak pernah sepi order. Mr Lee dan Papillon yang sama-sama bermarkas di Jakarta, menuai permintaan dari berbagai kota, termasuk kota-kota di luar Jawa, seperti Makassar dan Martapura.
Jessica menuturkan, dalam sehari Mr Lee memproduksi rata-rata 100 bungkus cookies kemasan 100 gram, 5 kue ultah dan 1 set cup cake. Nilai omzet Mr Lee berkisar Rp 30 juta untuk sebulan. Namun dia enggan menyebut margin usahanya.
Yang pasti, ketika menggulirkan usahanya, tiga tahun silam, Jessica cuma mengeluarkan dana Rp 2 juta. Kini, Jessica sudah balik modal. Perkembangan usaha Mr Lee juga terlihat dari jumlah karyawan, yang semula dua orang, kini menjadi lima orang.
Perjalanan bisnis Papillon yang berawal pada Maret 2013, menguatkan daya tarik bisnis pembuatan kue untuk peliharaan. Rata-rata omzet Papillon kini Rp 15 juta per bulan dengan tingkat keuntungan berkisar 20%-50%. Sekadar catatan, Papillon juga menawarkan varian kue untuk kucing, dengan aroma berbagai ikan.
Bahan terlarang
Anda tertarik menjajal usaha aneka kue dan camilan untuk peliharaan? Proses produksi bakery untuk peliharaan memang tidak berbeda dengan cara membuat bakery untuk manusia.
Namun yang perlu diingat, kunci sukses usaha ini tidak hanya keterampilan memasak saja. Kecintaan terhadap hewan, yang menjadi konsumen, menurut Jessica dan Louise justru kunci sukses utama di usaha ini.
Pendapat mereka tidak mengada-ada. Kecintaan terhadap hewan akan memacu si pembuat aneka kue untuk menghasilkan produk terbaik bagi peliharaan pembeli. Kepuasan si pembeli tentu akan melanggengkan usaha Anda.
Tanpa rasa peduli terhadap hewan yang menjadi penikmat makanan, bisa jadi produsen asal mencomot bahan-bahan yang biasa dipakai untuk makanan manusia. Padahal, banyak bahan makanan manusia yang tidak cocok dikonsumsi hewan, seperti anjing.
Tiga bahan yang menjadi pantangan menu untuk anjing adalah gula, garam dan bahan pengawet. Ketiga bahan itu bisa membuat anjing yang memiliki sistem pencernaan lebih sensitif daripada manusia, mengalami kegemukan atau kerontokan bulu.
Apabila Anda punya rasa cinta terhadap anjing, pasti Anda akan mencari tahu apa saja bahan yang cocok, untuk memenuhi order tertentu. Anda juga akan tertantang untuk berkreasi apabila punya rasa sayang terhadap si Heli.
Lihat saja pengalaman Jessica yang sampai berburu ke luar negeri untuk mencari berbagai aneka cetakan kue, seperti cetakan telapak kaki anjing. Ia juga mengimpor carob, bahan pengganti cokelat yang biasa digunakan cookies untuk anjing.
Kecintaan terhadap hewan juga memberi Anda kemudahan saat mencari calon pelanggan di hari-hari awal membuka usaha. Jika sudah akrab dengan komunitas pemilik anjing dan kucing, tentu Anda akan lebih mudah mengidentifikasi calon pembeli.
Untuk memperluas pasar, Anda bisa memanfaatkan jaringan internet. Baik Jessica dan Louise sudah membuktikan keampuhan pemasaran lewat sosial media. Anda pun bisa.Sumber : kontan.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berikan kritik dan saran untuk artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel saya.